- Tujuh perancang busana muda yang mengaku independen unjuk kebolehan dalam peragaan busana Jakarta Fashion and Food Festival (JFFF) di Summarecon Kelapa Gading. Gede Yudi, Erdan, Soko Wijanto, Wirakrisna, Rasyid Salim, Rini Suwardy, dan Paula Meliana, memang belum tergabung dalam organisasi mode, baik Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) maupun Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI).
Ketujuh desainer ini menampilkan show bertema "Sinergi" di Ballroom Hotel Harris, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (11/5/2013) lalu. Gede Yudi mengawali show dengan koleksi rancangan bertema Exotica Papua. Ada 13 outfit yang ditampilkan, terdiri atas 10 busana wanita dan tiga untuk pria. Rancangannya didominasi gaun yang berbahan silk, tenun, serta bulu burung yang menjadi ciri khas daerah tersebut.
Untuk peragaannya kali ini, Gede Yudi kembali menampilkan penyanyi Dewi Perssik sebagai salah satu modelnya. Penyanyi dangdut yang kini juga menjadi pemain film itu mengenakan gaun hitam transparan dengan aplikasi bunga yang memenuhi bagian leher, dada, dan rok bawahnya. Dewi juga mengenakan hiasan kepala khas Papua yang menambah kesan karnaval.
Koleksi Gede Yudi yang bertema "Exotic Papua", menampilkan penyanyi Dewi Perssik (kanan).
Sebagian besar perancang memang masih fokus mengeksplorasi busana wanita dengan mengolah warna, aplikasi, dan bahan, seperti kekayaan kain Nusantara. Desainer Rasyid Salim, misalnya, tampil glamor dengan koleksinya Lady Amor. Sepuluh gaun wanita yang ditampilkan sangat memperlihatkan kesan feminin dan romantik, dengan penggunaan bahan-bahan renda, brokat, dan payet di beberapa bagian.
Warna merah dan aksen Cina menjadi inspirasi Soko Wijanto dalam koleksinya, Dynasty. Sebanyak 10 busana yang ditampilkan semuanya berwarna merah menyala dengan gaun dan mahkota ala permaisuri Cina. Namun, jangan membayangkan akan melihat busana-busana cheongsam di sini, karena Soko lebih banyak menampilkan gaun malam bergaya romantik dengan aplikasi bunga dan bahan tulle yang dijahit dengan teknik bertumpuk.
Berbeda dengan Soko, Wira Krisna malah memberi perhatian lebih pada warna pirus atau biru turquois. Desainer muda ini mengangkat tema Turquoisephoria, dan mengangkat permainan warna antara turqois dengan warna-warna lain untuk gaun cocktail dan gaun malamnya. Total ia membuat 14 oufit, terdiri atas 10 busana wanita dan empat busana pria.
Perancang muda Erdan menawarkan sesuatu yang berbeda dalam koleksinya yang bertema The Party. Dengan total 22 outfit yang ditampilkan, Erdan memberi variasi busana pesta untuk semua usia, dari anak-anak, remaja, hingga dewasa.
Gaun dan kebaya pengantin juga menjadi perhatian perancang dalam peragaan "Sinergi" ini. Rini Suwardy tampil dengan koleksi bertema The Wedding, dengan kebaya pengantin yang dimodifikasi sehingga tampak seperti gaun pengantin yang mewah. Koleksinya sangat kental dengan aksen Jawa, songket Padang, dan Palembang, serta hiasan batu swarovski. Ada 12 outfit yang ia peragakan; 10 untuk wanita, dan dua untuk pria.
Tanpa tema khusus, Paula Meliana mencoba mengusung kebaya dan gaun malam. Dua koleksi itu sangat kontras karena yang koleksi kebayanya dirancang dengan gaya klasik, sementara gaun malamnya terasa sangat modern dengan warna merah, putih dan kuning. Paula menggunakan bahan brokat dan hiasan swarovski, dalam 10 busana yang ditampilkannya.
Show "Sinergi" menjadi show parade desainer yang pertama dalam gelaran Jakarta Fashion and Food Festival (JFFF) yang berlangsung di kawasan Mal Kelapa Gading, 9-26 Mei 2013. Tahun ini menandai gelarannya yang ke-10, sehingga tema yang diusung adalah "One Decade".
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Sinergi Tujuh Perancang di Jakarta Fashion and Food Festival"
Post a Comment