- Banyak sekali aturan dibuat untuk membatasi gerak perempuan, dari cara berpakaian, larangan untuk keluar malam, hingga yang paling tidak masuk akal adalah aturan membonceng dengan mengangkang. Sebuah pentas pertunjukan teater berjudul "Pasung Jiwa" mencoba menggugat semua hal itu.
Gugatan itu direpresentasikan lewat dua sosok karakter perempuan, bernama Elis dan Kalina. Elis dikisahkan sebagai seorang pelacur yang enggan dikasihani dan tak mau dianggap melakukan pekerjaan hina. Baginya, menjadi pelacur lebih baik daripada menjadi istri seorang pria yang ia anggap tak lebih baik darinya.
Lalu, ada Kalina, seorang buruh perempuan yang dipecat setelah ketahuan hamil. Ia terpaksa pergi ke tempat pengguguran kandungan agar bisa kembali bekerja. Lewat Elis dan Kalina, problem khas perempuan dihadirkan. Mereka menjadi korban dari sistem masyarakat yang patriarki.
Okky Madasari, penulis novel dan penggagas teater Pasung Jiwa, mengaku ingin menyampaikan sesuatu dengan cara yang berbeda. Pementasan teater tersebut menjadi bagian dari peluncuran novel keempatnya yang berjudul sama, dalam acara yang ia beri tema “Sastra dan Seni untuk Kebebasan.” Pementasan teater ini akan digelar di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Rabu, 15 Mei 2013, pukul 19.00.
“Sastra dan karya seni sebagai produk budaya harus bisa menyuarakan pembebasan dan perlawanan pada ketidakadilan,” ujar novelis peraih Khatulistiwa Award 2012 sekaligus pendiri Yayasan Muara ini, Jumat (10/5/2013) lalu.
Selain pentas teater, juga akan digelar pameran lukisan bertema “Kebebasan” yang diikuti mahasiswa berbagai universitas dan pelukis cilik penyandang autis Ivan Ufuq Isfahan. Pameran lukisan digelar di lobi Teater Kecil mulai pukul 10.00 – 22.00.
Akan ada pelatihan penulisan bertema “Terbitkan Kegelisahanmu” yang dimentori Okky Madasari, Maggie Tiojakin, dan editor dari penerbit Gramedia Pustaka Utama, Hetih Rusli. Pelatihan ini akan memberikan dasar-dasar penulisan terutama bagi generasi muda. Acara dilanjutkan dengan kuliah umum “Sastra dan Seni untuk Kebebasan” bersama Dr Dewi Candraningrum.
Usai kuliah umum itulah akan digelar pertunjukan teater Pasung Jiwa. Teater yang diangkat dari novel Okky Madasari ini dihadirkan di atas panggung oleh seniman-seniman teater yang sudah malang-melintang dalam bidang seni pertunjukan. Disutradarai Herry W. Nugroho dan R. Tono yang ditempa Bengkel Teater Rendra, Pasung Jiwa sebagai karya sastra akan diterjemahkan menjadi pertunjukan yang memikat.
Pemain teaternya antara lain Maryam Supraba, bintang film Kisah 3 Titik, yang juga putri bungsu WS. Rendra. Dia memerani sosok Elis. Sementara Kalina diperani oleh Galuh Pangestri yang seorang penari.
Selain dua sosok tersebut, ada dua karakter pria yang menjadi sentral cerita, yakni Sasana dan Jaka Wani. Kedua tokoh tersebut diperani oleh Angga Dian, aktor muda yang sudah lama berkecimpung di dunia teater, dan R.Tono, pemain dan sutradara senior yang kerap menjadi pemenang dalam berbagai festival teater.
Tiket pertunjukan teater Pasung Jiwa bisa didapatkan gratis dengan pre-order novel Pasung Jiwa, atau membeli novel tersebut di lokasi acara.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Gugatan Perempuan dalam Pentas Teater"
Post a Comment