- Kadang kala, pada saat kita berikrar untuk bangkit dari kegagalan, rasa tidak percaya diri dan pikiran negatif menyusupi langkah kita. Ini kemudian berubah wujud menjadi ketakutan diri yang jika dibiarkan berlarut-larut akan menghambat kita menuju perbaikan.
Menurut Joan Borysenko, PhD, psikolog yang juga menulis buku Inner Peace for Busy Women, mengatakan ketakutan diri adalah hambatan emosional yang paling ampuh menyabotase keinginan kita untuk maju. Dan Borysenko memberikan “kunci” agar kita benar-benar keluar dari tipu daya sabotase perasaan tersebut.
Takut gagal. Rasa takut gagal adalah perasaan yang akan tinggal lama dalam diri, itu mengapa langkah pertama yang harus dilakukan adalah terima rasa takut ini sebagai tantangan. Jangan ditolak berlebihan, tapi hadapi dengan keyakinan bahwa diri kita mampu melewatinya. Karena manusia adalah mahluk belajar dan takut gagal ada kesempatan untuk membuktikan bahwa kita selalu belajar dari kesalahan sebelumnya.
Takut mempermalukan diri sendiri. Tidak ada satu pun orang yang merasa nyaman dengan ekspresi dirinya pada saat merasa malu. Malu karena tiba-tiba Anda lupa sesuatu yang sudah dihafal luar kepala. Triknya, jadikanlah kealpaan tersebut sebagai milik semua orang yang ada di sekitar Anda. Cobalah untuk melemparkan pertanyaan pada sekitar Anda, buat seolah-olah Anda sedang menguji pengetahuan mereka. Tapi kalau rasa malu yang kerap muncul karena Anda phobia berbicara di depan umum, ini juga bukan masalah karena Anda hanya butuh latihan berbicara dengan ahlinya.
Takut perencanaan tidak berjalan sempurna. Jika Anda masuk sebagai orang dengan tingkat kesempurnaan yang tinggi atau perfeksionis, cobalah mengartikan keberhasilan dari sisi yang berbeda. Tanyakan apa yang sebenarnya Anda inginkan, ketimbang hanya fokus untuk memuaskan semua orang. Nikmati setiap proses yang terjadi dan raih kesempurnaan melalui proses yang realistis.
(Prevention Indonesia Online)
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Menghadapi Ketakutan dalam Diri"
Post a Comment