Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar, mengungkapkan bahwa ibu adalah "tulang punggung" keluarga. Ibu rumah tangga menjadi sosok penjaga kesehatan, kesejahteraan, keuangan, sekaligus kebersihan dalam keluarga. Coba saja tengok, apa jadinya saat ibu sedang tak berada di rumah, biasanya rumah akan menjadi kotor, berantakan, dan tak terurus.
"Banyak orang menilai bahwa ibu adalah sosok perempuan yang cerewet dalam urusan kebersihan. Sebenarnya bukan bawel, tapi peduli akan kebersihan dan kesehatan, karena intinya ibu ingin semua anggota keluarganya sehat," ungkap Linda, saat peluncuran Komunitas Ibu Bercahaya di Kembang Goela, Jakarta Selatan, Kamis (14/3/2013) lalu.
Namun, kesigapan dan kesadaran para ibu rumah tangga untuk menjaga kebersihan ini baru sebatas dalam lingkungan rumah semata. Aan Rianawati, anggota Komunitas Ibu Bercahaya, mengungkapkan bahwa ibu rumah tangga khususnya di kawasan perkotaan kebanyakan masih bersikap "egois". Mereka hanya mementingkan kebersihan rumahnya sendiri saja.
Aan juga menilai bahwa sikap individualis ini menjadi salah satu risiko tinggal di kawasan perkotaan. Tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup yang tinggi menimbulkan sikap ketidakpedulian masyarakat satu sama lain, termasuk masalah sampah.
"Banyak ibu yang tidak peduli dengan kebersihan lingkungan sekitarnya. Justru mereka kerap kali membuang sampah rumah tangga sembarangan, hanya untuk menyingkirkan sampah di rumahnya saja. Sedangkan untuk sampah yang ada di luar rumahnya, mereka tidak peduli," jelas Aan kepada Kompas Female.
Sikap seperti ini sangatlah disayangkan, karena Anda tak bisa hanya menyingkirkan sampah dari dalam rumah Anda, namun membiarkan sampah tersebut menumpuk di lingkungan sekitar. Keinginan mendapatkan lingkungan rumah yang bersih dan sehat tidak akan terwujud jika kebiasaan ini masih dilakukan. Karena ibu rumah tangga juga merupakan bagian dari masyarakat, sudah selayaknya turut serta menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggalnya.
Senada dengan Aan, Linda juga mengungkapkan bahwa perempuan adalah penggerak masyarakat untuk mewujudkan lingkungan hidup yang higienis dan berdaya guna. Dimulai dengan gerakan kecil menjaga kebersihan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar, kaum perempuan bisa ikut berperan menjadi solusi pembangunan kesehatan masyarakat.
Linda mencontohkan gerakan kecil peduli lingkungan ini, seperti membuang sampah rumah tangga di tempat yang sudah ditentukan, memisahkan sampah organik dan non-organik, dan mematikan kran air jika tak digunakan.
"Ketika berada di tempat umum, dan melihat kran air (yang mengucur) sehingga airnya terbuang percuma, Anda harus mematikannya. Jika krannya rusak, beri tahu pengelolanya agar segera ditindaklanjuti," saran Linda.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Masih Banyak Ibu "Egois" tentang Kebersihan Rumah"
Post a Comment