- Anak muda juga bisa tampil gaya menggunakan kain tradisional. Asal tahu caranya, kain tradisional bisa berubah menjadi busana siap pakai bergaya kasual, memberikan tampilan kontemporer namun tetap kental tradisi. Caranya, mengandalkan teknik draping.
Sepuluh mahasiswa Desain Mode Institut Kesenian Jakarta, melalui kegiatan Sarung Movement (Fashion Draping) memberikan inspirasi kreasi busana dengan draping di Indonesia Fashion Week 2013, Minggu (17/2/2013). Para mahasiswa ini mengkreasikan kain tradisional, dalam hal ini sarung Makassar, menjadi busana siap pakai untuk kalangan muda usia 15-30.
Adlien Fadila, Ketua Program Studi Mode Institut Kesenian Jakarta (IKJ) menjelaskan draping adalah sebuah kegiatan membentuk busana langsung di badan manekin atau model. Pengertian lain dari draping adalah teknik menata kain tanpa menggunakan teknik menggunting pola dan jahit.
Ia melanjutkan, draping tidak menggunakan teknik pecah pola, menggunting dan menjahit. Meski pun ada penggunaan jarum pentul dan jahit cubit, ini hanya sebagai bantuan untuk menguatkan bentuk yang sudah tercapai.
Teknik draping sangat memungkinkan untuk membentuk busana secara unik dan dapat dikenakan pada tubuh manusia. Melalui teknik draping, setiap orang bisa bereksperimen dalam mereka-reka bentuk yang diinginkannya, yang terkadang sulit ditemukan pada pola secara konstruksi.
Contoh paling sederhana dari draping bisa Anda lihat di toko tekstil. Umumnya toko tekstil mengkreasikan kain menjadi busana pada manekin sebagai display. Kain yang diubah menjadi busana ini dikreasikan melalui teknik draping.
Menurut Adlien, orang awam yang tak punya latar belakang atau bakat seni pun bisa mempratikkan draping. Kuncinya sering berlatih. Dengan menguasai teknik draping, Anda bisa memaksimalkan kain tradisional di rumah menjadi busana siap pakai kasual bergaya kontemporer.
"Kain sebenarnya lentur, jadi tidak perlu takut melakukan kesalahan saat melakukan draping. Dengan semakin sering melakukan draping lama kelamaan bisa menguasai bagaimana membentuk busana dari draping," ungkapnya saat dihubungi Kompas Female, Senin (18/2/2013).
Draping lebih sederhana daripada menjahit baju. Kalau menjahit baju butuh waktu seminggu atau lebih, dengan teknik draping Anda bisa membentuk busana dalam hitungan menit. Anda bisa berlatih menggunakan manekin atau langsung di tubuh model. Busana yang tercipta dari draping bisa untuk anak hingga dewasa. Namun menurut Adlien, busana yang tercipta dari teknik ini sifatnya lebih eksperimental sehingga lebih cocok untuk anak muda.
Melalui teknik ini, anak muda juga bisa lebih mengapresiasi kain tradisional. Karena kain tradisional menjadi tidak monoton dan bisa dikreasikan dengan leluasa. "Anak muda kebanyakan malas pakai kain tradisional karena gayanya monoton, tapi dengan draping, kain traidisional bisa dikreasikan menjadi busana yang unik, dan anak muda bisa berkreasi tanpa pakem apa pun," jelasnya.
Menurut Adlien, meski draping bisa dilakukan orang awam, namun jika memelajari teknik ini secara khusus atau formal, hasil akhirnya lebih maksimal terutama dari segi kenyamanan berbusana.
"Akan lebih baik jika draping dipelajari, karena akan banyak muncul eksperimen baru lantaran ada prinsip dasar yang dikuasai. Busana itu bukan sekadar menempel, menghias, menyambungkan. Busana yang benar adalah busana dengan pola terkonstruksi sehingga menghasilkan kenyamanan. Dengan memahami prinsip dasar, jenis kain yang berbeda yakni ada yang halus, kasar, melayang, kain akan diolah lebih baik, menimbulkan karakter dan menghasilkan busana lebih nyaman," tandasnya.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Mengubah Kain Menjadi Busana dengan "Draping""
Post a Comment