- Indonesia punya banyak kain tradisional yang bisa diolah menjadi busana siap pakai. Gaya penampilan yang dihasilkan dari kain tradisional tak melulu monoton namun bisa menjadi busana bergaya kontemporer sesuai selera kalangan muda.
Salah satu kain tradisional yang mendapat perhatian khusus Indonesia Fashion Week adalah sarung. Jelang dan saat pelaksanaan IFW 2013, ragam kegiatan mengangkat kreasi sarung pun digelar. Tujuannya, mengenalkan sarung sebagai salah satu alternatif berbusana, juga mengangkat sarung sebagai produk lokal untuk bisa mendunia lewat kreasi busana siap pakai.
Jika sebelumnya Indonesia Fashion Week didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar Sarung Mobbed, saat IFW 2013 berlangsung ragam acara kreasi sarung pun digelar. Salah satunya Sarung Movement (Fashion Draping) Desain Mode Institut Kesenian Jakarta.
Sepuluh mahasiswa Desain Mode IKJ tampil di IFW 2013 dalam demo draping sarung, memberikan inspirasi kepada pengunjung cara mengkreasikan sarung sebagai busana siap pakai melalui teknik draping. Enam di antara mahasiswa ini adalah penerima Beasiswa Unggulan (BU) dari Biro Perencanaan & Kerja Sama Luar Negeri (BPKLN) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Tujuan kegiatan ini memberikan inspirasi alternatif berbusana terutama untuk anak muda. Selain juga mendukung program sarung local to global, untuk membangun kesadaran masyarakat bahwa kita punya kain tradisional yang bagus sekaligus memperkenalkan sarung ke kehidupan sehari-hari dalam bentuk busana siap pakai," jelas Adlien Fadila, Ketua Program Studi Mode IKJ kepada Kompas Female melalui hubungan telepon, Senin (18/2/2013).
Masing-masing draper menciptakan satu gaya busana siap pakai, menggunakan satu sarung Makassar bermotif kotak berwarna cerah, menyasar kalangan muda usia 15-30. Sarung yang biasa dipakai untuk shalat atau aktivitas harian lainnya ini berubah menjadi busana siap pakai kontemporer bergaya kasual. Hanya butuh waktu 5-10 menit untuk menghasilkan satu macam gaya busana dari sarung melalui draping.
"Sebenarnya dari satu sarung bisa tercipta 5-10 gaya. Sarung juga bisa dikreasikan menjadi dress pendek mau pun panjang, blus, bolero, celana, dengan teknik draping,"jelasnya.
Antusiasme pengunjung pun tinggi terhadap demo draping sarung ini. "Banyak pengunjung yang memotret tampak depan, belakang, dan samping busana siap pakai dari sarung ini," ungkapnya.
Menurut Adlien, busana siap pakai dari draping sarung ini cocok dikenakan kalangan muda, dipadupadankan dengan jeans, dress atau celana pendek misalnya. Sepuluh kreasi busana kasual kontemporer dari sarung yang dipakai 10 model ini pun menjadi sumber inspirasi bagi kalangan awam untuk mempraktikkan sendiri di rumah.
Jika semakin banyak kesempatan terbuka untuk demo kreasi sarung semacam ini, masyarakat awam akan lebih familiar dengan pilihan baru berbusana ini. Setidaknya ini yang menjadi harapan Adlien dan mahasiswanya, agar semakin banyak kreasi sarung tercipta dari tangan-tangan kreatif di Indonesia.
"Kalau punya banyak sarung dan kain tradisional yang menumpuk di lemari, niat untuk membuat baju juga tak juga kesampaian, draping sarung ini adalah salah satu alternatif berbusana,"ungkapnya.
Tidak ada persyaratan khusus untuk mempraktikkan draping sarung. Juga tidak ada pakem tertentu. Ragam motif dan warna sarung tidak membatasi seseorang dalam mengkreasikan sarung menjadi ragam model busana unik. Jadi, tak perlu takut salah saat berkreasi dengan sarung.
"Semakin sering berlatih kita semakin bisa mengolah kreativitas seni melipat dan mengikat. Orang Indonesia jago dalam seni mengikat. Banyak yang tidak sadar bangsa kita ini adalah pembuat seni. Potensi ini yang tidak ditumbuhkan," tandasnya.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Alternatif Berbusana dengan Sarung Lewat "Draping""
Post a Comment